Blogger Template by Blogcrowds

SELAMAT DATANG DI RUANG KECIL KAMI

Isi Hati Seorang Santri

Oleh: Erwin Wibowo

Menulis puisi, membawa kita kedalam kreativitas untuk merangkai kata hingga menjadikannya makna. Puisi adalah salah satu cara seseorang untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman hidup. Puisi lahir dari suatu peristiwa yang dialami oleh penulis. Kumil Lalia Santri Madrasah Aliyah YPPTQMH. Hampa, Dalam Sujudku, Rintihan Hati, dan Ibu. Sepertinya mencoba melukiskan perasaan dan pengalaman hidupnya kedalam puisinya.
Puisi ”Hampa” karya Kumil Laila, menggambarkan tentang bagaimana menjalani kesendirian. Hampa, yang seakan-akan membuat hidup seakan tidak berarti lagi. Dalam puisi ”Hampa” Laila menggambarkan bagaimana suasana hati yang sedang gundah. Kepekatan malam hentikan langkahku / aku tidak bisa melihat / meski hanya sesaat / aku benar terjerat dalam kegelapan. Begitulah Laila melukiskan suasana yang sedang melanda hidupnya, Dalam puisi ini, seakan-akan merupakan cerminan diri dari Laila, yang sedang mencari jati diri, yang sedang menentukan jalan hidup yang nanti akan ditempuhnya.
sang rembulan tak menampakan sinarnya / bintang-bintangpun tak bermunculan / di angkasa / langkahku hampa tak tentu arah. Dalam hal pemilihan diksi Laila sepertinya sangat memperhatikan kekuatan puisinya. Pada dua baris puisi tersebut bagaimana kita lihat kelihaian laila untuk memilih kata, dan merangkainya menjadi sebuah baris puisi yang baik. Dalam baris ini terlihat jelas suasana kegelapan, suasana perenungan yang sedang dijalani aku lirik. Pemakaian metafora yang baik juga diperlihatkan laila dalam puisi ”Hampa”, seperti angkasa yang dipilih oleh Laila untuk menggambarkan dunia.
Puisi “Rintihan Hati” lagi-lagi Laila mengankat tema yang hampir sama dengan puisi “Hampa” sebuah pengharapan untuk hidup yang lebih baik. Pada bait pertama dan kedua terlihat betapa susahnya cobaan yang sedang menyelimuti aku lirik Masih adakah waktu untukku, berjuang / agar aku bisa meraih kebahagiaan. Masih adakan kekuatan / yang membuatku bisa bertahan. Pada bait ini pula, terlihat keputusasaan, dalam diri aku lirik yang tergambar pada kalimat masih adakah waktu untukku dan masih adakah kekuatan, suatu pertanyaan yang memperlihatkan ketidakmampuan aku lirik dalam menerima cobaan yang ada, seakan-akan sudah habis waktu yang ada dan tidak ada kekuatan yang dipunyai aku lrirk untuk menghadapi cobaan itu.
Ada kekurang cermatan Laila dalam menulis kata sehingga menimbulkan tanya. Kata kau pada bait keempat, baris pertama. Tertuju kepada siapa kau dalam bait tersebut? Jika tertuju kepada Tuhan, hendaknya ditulis seperti pada bait ketiga Kau.
Dalam puisi ”Ibu” Laila, memberi gambaran yang jelas tentang kisah seorang Ibu yang menjadi dambaan bagi setiap anak. Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah pepetah inilah yang mungkin ingin disampaikan oleh Laila. Pada bait pertama dan kedua Laila mencoba melukiskan bagaimana seorang ibu yang menjadi dambaannya. Sosokmu begitu indah dalam hidupku / hadirmu memberikan semangat di setiap hariku../ kasih sayangmu tak kan pernah terlupakan. Sesosok Ibu yang memberikan seluruh hidupnya untuk anak-anaknya, ibu yang selalu memberikan semangat untuk anak-anaknya dalam mengarungi hidup, seorang ibu yang mencurahkan seluruh kasih sayangnya kepada anaknya.
Pada bait ketiga dan keempat tergambar bagaimana terkadang seorang anak yang secara tidak sengaja melukai hati ibu melalui prilaku maupun ucapannya, hal seperti itu terkadang membuat hati ibu terluka.
Pada bait kedua dalam puisi ini, ada yang menarik perhatian saya, sosokmu sungguh jelas terngiang dalam ingatan, kata terngiang dalam baris ini, menurut saya kurang tepat pemakaiannya, terngiang berasal dari kata ngiang yang berarti suara denging, jadi terngiang berarti terdengar berdering.
Membaca puisi ”Dalam Sujudku”, kita disuguhkan dengan untaian-untaian doa yang dipanjatkan aku lirik kepada Tuhan YME. Sebuah proses berdoa, memohon pengampunan dan petunjuk dari penguasa seluruh jagad raya ini. Dalam bait terakhir terlihat bagaimana aku lirik meminta kepada Tuhan YME, meminta pengampunan dosa, meminta petunjuk atas hidupnya.
Puisi yang mengambil tema islami ini bisa dibilang sangat sederhana. Terlihat dari pemakaian kata yang lazim dipakai oleh orang yang sedang berdoa kepada Tuhan ya Allah, ampunilah dosaku, kesalahanku, petunjuk-Mu, hidayah-Mu,dan ridha-Mu. Akan tetapi, ada hal yang menarik dalam puisi ini yaitu pemakaian judul dan metafora sujudku, untuk menghasilkan bunyi yang liris dan suasana yang sakral. Pemilihan kata puitis, sehingga menghasilkan bunyi yang merdu terlihat dalam bait pertama seperti butiran-butiran air mata.
Pemendekan kata juga terlihat pada beberapa puisi-puisi Laila umunya untuk kelancaran ucapan dan mendapatkan irama yang menyebabkan liris. Dalam puisi “Hampa” tuk beri harapan/ tuk tunjukan jalan yang terang, kata tuk dalam puisi ini adalah pemendekan dari kata untuk. Dalam puisi ”Ibu” penuhi inginmu, kata inginmu dalam puisi ini adalah pemendekan kata dari kata keinginanmu.
Dalam menulis puisi sepertinya Laila masih terpaku pada konsep puisi yang berima a-b-a-b seperti terlihat dalam puisi ”Hampa”, meski hati berkeyakinan / bahwa esok mentarikan datang / tuk berikan harapan / tuk tunjukan jalan yang terang.
Secara keseluruhan puisi-puisi Kumil Laila berhasil menggambarkan isi hatinya. Sebagai penulis muda yang masih panjang nafas kreatifitasnya, Laila harus lebih banyak berlatih menulis, dan membaca karya sastra sehingga Laila akan mendapatkan pengalaman dan mendapat pelajaran. Teruslah berkarya. Salam budaya.

*) Staf Pembinaan, Kantor Bahasa provinsi Lampung & Alumni Universitas Nasional Jakarta


PUISI-PUISI KUMIL LAILA *)


Hampa

kepekatan malam hentikan langkahku
aku tak bisa melihat
meski hanya sesaat
aku benar terjerat dalam kegelapan

sang rembulan tak menampakkan sinarnya
bintang-bintang pun tak bermunculan
di angkasa........ : metafora untuk menyebut dunia
langkahku hampa tak tentu arahnya

meski hati berkeyakinan
bahwa esok mentari kan datang
tuk berikan harapan
tuk tunjukkan jalan yang terang

namun........
airmata tak dapat ditahan
mungkin, karna aku terlalu pesimis
akan adanya keajaiban



Dalam Sujudku

tak terasa
butiran-butiran air mata
jatuh membasahi pipi
ketika kuingat
banyaknya dosa dan kesalahan
yang telah ku perbuat

dalam sujudku
untaian doa terucap dari bibirku


ya Allah
ampunilah dosaku. Kesalahanku
ampunilah aku, ketika lupa
mensyukuri nikmat yang sudah
Kau berikan kepadaku
berilah aku petunjuk-Mu. Hidayah-Mu
karena yang kuinginkan dalam hidupku
hanyalah ridha-Mu



Rintihan Hati

masih adakah waktu yang panjang untukku, berjuang :
agar aku bisa meraih kebahagiaan

masih adakah kekuatan
yang membuatku bisa bertahan
dalam menghadapi cobaan

Tuhanku…………
kapankah semua kan berlalu
segala cobaan yang Kau beri
untuk mengujiku

akankah kau berikan kepadaku
kesabaran sepenuh hatiku
agar aku bisa jalani hidupku
yang penuh liku-liku



Ibu

Ibu….
sosokmu begitu indah dalam hidupku
hadirmu berikan semangat di setiap hariku
kasih sayangmu selalu membuatku selalu ingat
denganmu

Ibu……
kasih sayangmu tak kan pernah terlupakan
sosokmu sungguh jelas terngiang dalam ingatan
nasehatmu tak kan pernah kulalaikan

Ibu…….
maafkan aku
bila dalam khilafku
sikap dan ucapanku menyakitkan hatimu

maafkan aku
karena aku belum bisa, penuhi inginmu
karena aku belum bisa menjadi yang terbaik untukmu……



*) Santri kelas XII IPA Madrasah Aliyah YPPTQMH
(Yayasan Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Mathlaul Huda) Ambarawa Tanggamus
Alamat : MA YPPTQMH
Jl. Sapuhanda No. 07 Arjosari
Kecamatan Ambarawa Kabupaten Tanggamus
Kode Pos : 35376

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda